Budidaya Bawang Putih

  • Kamis, 27 Juni 2019 - 04:21:52 WIB
  • Hadiatul Wazri
Budidaya Bawang Putih

Bawang putih merupakan tanaman semusim yang pertumbuhanya mirip dengan bawang merah. Helaian daun pada bawang putih tipis dan tangkai buahnya padat.

Hanya saja berbeda dari daun dan tangkai bunga bawang merah, yaitu memiliki rongga yang menyerupai tabung. Baca juga : Klasifikasi dan Morfologi Bawang Putih Secara Lengkap

Cara Budidaya Bawang Putih Dengan Benar Supaya Hasilnya Maksimal

Cara Budidaya Bawang Putih Dengan Benar Supaya Hasilnya Maksimal

Asal-usul dari bawang putih tidak diketahui secara jelas karena tanaman ini bersifat steril sehingga sulit mengidentifikasi nenek moyang liarnya (Zohary dan Hopft, 2001).

Akan tetapi para pakar meyakini bahwa bawang putih berasal dari Serbia Rusia sebelum menyebar ke Asia, Mediterania dan akhirnya Eropa (Yamaguchi 1983).

Sedangkan dari catatan sejarah terungkap bahwa di Dunia Lama (Old World), penduduk Mesir dan India telah mengenal bawang putih sejak 5.000 tahun yang lalu. Di India tanaman bawang putih telah digunakan sebagai obat-obatan sejak tahun 6 SM.

Ditemukan bukti juga bahwa bawang putih telah digunakan penduduk Babylonia sekitar 4.500 tahun yang lalu.

Penduduk Cina juga telah menggunakan sejak 2.000 tahun yang lalu, bahkan sejumlah tulisan menyebutkan bahwa bawang putih telah dibudidayaka di Cina sejak 4.000 tahun yang lalu.

Diketahui Cina merupakan produsen bawang putih terbesar di dunia. Pada tahun 2008 Cina memproduksi bawang putih sekitar 12.088.000 ton atau sekitar 77,06% dari produksi bawang putih di dunia.

Kemudian disusul India (4,11%), Korsel (2,07%), Rusia (1,62%), Mesir (1,07%), Spanyol (0,91%), Argentina (0,89%), Myanmar (0,82%) dan Ukraina (0,80%) (FAO, 2008).

Sedangkan di Indonesia sendiri produksi bawang putih dunia sangat kecil, karena terjadinya penurunan luas panen yang mencapai 32,04% kurun waktu 2007-2011.

Budidaya bawang putih secara umum dapat dilakukan oleh siapa saja. Akan tetapi bagi anda yang masih pemula tentu belum tahu banyak tentang cara budidaya bawang putih secara benar.

 

Dengan mengetahi cara budidaya bawang putih dengan benar, maka anda akan dapat memaksimalkan produksi bawang putih yang anda lakukan.

1. Syarat tumbuh

Cara Budidaya Bawang Putih Dengan Benar Supaya Hasilnya Maksimal

Cara Budidaya Bawang Putih Dengan Benar Supaya Hasilnya Maksimal

Agar mendapatkan hasil yang maksimal maka hendaknya bawang putih diusahan pada lingkungan yang sesuai dengan syarat tumbuhnya. Untuk itu, faktor tanah dan iklim pada budidaya bawang putih perlu diperhatikan supaya tanaman tersebut dapat berproduksi secara maksimal.

Budidaya bawang putih menghendaki tanah yang subur, gembur, dan mengandung banyak bahan organik, seperti halnya tanah alluvial, regosol, dan latosol.

Pertumbuhan bawang putih akan lebih bagus dan hasilnya lebih maksimal apabila diusahakan pada tanah yang berlempung atau berpasir ringan.

Pada kondisi tanah yang kandungan liatnya tinggi akan membuat pertumbuhan bawang putih menjadi terhamabat. Selain itu budidaya bawang putih juga memerlukan kondisi lahan yang drainasenya baik.

Bawang putih dapat tumbuh pada pH tanah 5,5-7,5, akan tetapi pH optimal untuk budidaya bawang putih yaitu pH netral antara 6,5-7.

Bawang putih cocok dibudidayakan pada iklim kering dengan suhu 15-20oC dengan curah hujan 110-200mm/bulan atau 800-2.000/tahun. Untuk itu budidaya bawang putih akan lebih baik apabila diusahakan pada dataran tinggi, yaitu kurang lebih 700-1000 mdpl.

2. Perbanyakan tanaman

Perbanyakan tanaman bawang putih dilakukan secara vegetatif menggunakan siung. Umbi yang digunakan sebagai bibit hendaknya bermutu tinggi, berasal dari tanaman yang normal, sehat dan bebas dari hama dan penyakit.

Selain itu bibit harus bernas, pangkal batang berisi penuh dan keras, serta memiliki bobot 1,5-3 gram per siung.

3. Persiapan lahan

Karena budidaya bawang putih menghendaki tanah yang subur, maka perlu dilakukan pengolahan lahan sebelum dilakukan penanaman.

Pengolahan lahan dapat dilakukan dengan cara dibajak ataupun dicangkul, selain itu bersihkan lahan dari sisa-sisa tanaman dan gulma. Setelah itu, lahan dibiarkan selama 10 hari sebelum dilakukan pencangkulan yang kedua kalinya.

Jika pH tanah asam maka perlu dilakukan penambahan kapur untuk menigkatkan pH tanah. Penambahan kapur dapat dilakukan bersamaan dengan pengolahan lahan, secara diratakan menggunakan cangkul.

Pada pH tanah 5 tambahkan kapur dengan dosis dolomit 5,5 ton ha-1  , kemudian pada pH tanah 5,5 tambahkan 3,1 ton ha-1  , dan pada pH 6 tambhakan 0,75 ton ha-1  . Selanjutnya buat bedengan dan saluran airnya, serta tambahkan pupuk dasar.

Bedengan dibuat dengan ukuran lebar sekitar 80cm dan tinggi 40 cm, serta panjangnya menyesuaikan. Untuk saluran air dibuat dengan lebar dan kedalaman yang sama, yaitu sekitar 40 cm.  kemudian lahan dibiarkan selama 2 minggu sebelum dilakukan penanaman.

4. Penanaman

Cara Budidaya Bawang Putih Dengan Benar Supaya Hasilnya Maksimal

Cara Budidaya Bawang Putih Dengan Benar Supaya Hasilnya Maksimal

Sebelum dilakukan penanaman, bibit bawang putih yang masih berupa umbi dipipil terlebih dahulu menjadi siung. Jangan gunakan siung yang ukuranya kecil karena akan menghasilkan umbi yang kecil. Siung yang ukuranya kecil biasanya terdapat pada bagian tengah umbi bawang putih.

Selanjutnya tanam siung bawang putih pada lubang tanam yang ukuranya 2/3 bagian terbenam ke dalam tanah dengan posisi tegak. Hindari penanaman yang terlalu dalam karena dapat menyebabkan tanaman tumbuh dengan lambat dan beresiko terjadi pembusukan.

Sebaliknya jika ditanam terlalu dangkal akan mengakibatkan tanaman mudah roboh. Selain itu pastikan posisi siung agar tidak terbalik, karena meskipun dapat tumbuh akan mengakibatkan pertumbuhanya tidak sempurna.

Jarak tanam berperan penting didalam mendapatkan hasil maksimal. Penggunaan jarak tanam yang tepat akan meningkatkan hasil umbi bawang putih per hektar.

Penggunaan jarak tanam yang terlalu rapat akan menghasilkan umbi yang berukuran kecil. Secara umum budidaya bawang putih menggunakan jarak tanam, yaitu 15 x 10 cm atau 15 x 20 cm.

Penanaman bawang putih yang menggunakan jarak tanam 15 x 10 cm akan membutuhkan bibit kurang lebih 670.000 siung bawang. Sedangkan penggunaan jarak tanam 15 x 20 akan membutuhkan bibit sekitar 330.000 siung.

5. Pemupukan

Pemupukan yang pertama dalam budidaya bawang putih, yaitu pemupukan dasar. Pemupukan dasar diberikan bersamaan dengan pengolahan lahan, secara ditaburkan pada permukaan tanah lalu dicangkul dan diratakan.

Selain itu juga dapat diberikan pada larikan disamping barisan tanaman kemudian ditutup kembali menggunakan tanah.

Pupuk dasar yang diberikan, antara lain pupuk kandang dengan dosis 20 ton ha-1 , urea 200 kg/ ha-1,TSP 130 kg/ ha-1, dan ZK 200 kg/ ha-1.

Kemudian pupuk susulan diberikan setelah tanaman berumur 15 hari setelah tanam, yaitu pupuk urea sebanyak 100 kg/ ha-1. Pupuk susulan yang kedua diberikan setelah tanaman berumur 35 hari setelah tanam, yaitu pupuk ZA sebanyak 100 kg / ha-1.

6. Pemeliharaan

Pada dasarnya pemeliharaan bawang putih hampir sama dengan pemeliharaan tanaman sayur lainya. Pemeliharaan tersebut, meliputi penyulaman, penyiangan, pembumbunan, dan pengairan.

Terkadang bawang putih yang kita tanam tidak mau tumbuh, atau tumbuh lalu mati, serta mau tumbuh namun tidak normal. Oleh karena itu perlu dilakukan penyulaman untuk menggantikan individu yang mengalami seperti itu.

Penyulaman dapat dilakukan seminggu setelah tanam, dimana umbi yang ditanam sudah dapat diamati pertumbuhanya.

Biasanya untuk kebutuhan penyulaman sudah disiapkan bibit cadangan yang ditanam disekitar bibit pokok, yaitu di pinggir bedengan, atau disiapkan di tempat kusus.

Dalam budidaya bawang putih penyiangan dapat dilakukan dua kali bahkan lebih tergantung kondisi lingkunganya dari populasi gulma yang tumbuh. Penyiangan dilakukan dengan cara mencabut gulma yang tumbuh disekitar tanaman yang kita usahakan.

Penyiangan dapat dilakukan ketika tanaman berumur 2-3 minggu setelah tanam, bersamaan dengan itu dapat dilakukanya pendangiran untuk mengemburkan tanah. Selanjutnya penyiangan dilakukan kembali saat tanaman berumur 4-5 minggu setelah tanam.

Seperti halnya tanaman kentang, pembumbunan juga perlu dilakukan pada budidaya bawang putih. Biasanya pada bagian tepi bedengan sering mengalami longsor akibat dari penyiraman maupun hujan.

Oleh karena itu, perlu dilakukan pembumbunan dengan tujuan untuk memperkokoh tanaman, supaya tidak roboh dan menghasilkan umbi yang besar.

Pembumbunan dilakukan dengan cara mengambil tanah pada bagian parit, kemudian ditaruh pada bedengan yang longsor dan menutup kembali umbi bawang yang perakaranya keluar.

Pemeliharaan tanaman bawang putih yang terahir, yaitu pengairan. Pada masa awal penanaman pengairan perlu diberikan setiap hari, yaitu pada pagi atau sore.

Kemudian setelah tanaman tumbuh dengan baik pengairan perlu dijarangkan menjadi 2-3 hari sekali bahkan lebih tergantung dari kondisi tanaman dan cuaca.

Selanjutnya pada saat menjelang panen, yaitu kira-kira berumur tiga bulan pemberian air sebaiknya dihentikan karena bawang putih telah mengahiri siklus hidupnya. Selain itu juga untuk mencegah terjadinya pembusukan pada umbi bawang putih.

  • Kamis, 27 Juni 2019 - 04:21:52 WIB
  • Hadiatul Wazri

Berita Terkait Lainnya